Blogger Widgets

Gudang Pengalengan Tiner Oplosan Terbakar

Diposting Unknown jam 19.54
Gudang Pengalengan Tiner Oplosan Terbakar

SEMARANG- Sebuah gudang tempat pengalengan tiner oplosan di Dukuh Dadapan RT 05/RW 02 Sendang Mulyo, Tembalang, ludes terbakar, tadi siang.

Informasi yang dihimpun Harsem di lokasi kejadian, tidak ada korban jiwa dalam insiden kebakaran hebat tersebut, namun demikian sempat membuat gempar warga sekitar. Seorang pria yang belum diketahui identitasnya (diduga pekerja di pengalengan tiner itu) mengalami luka bakar di bagian kaki kiri dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Tidak hanya itu, sedikitnya ada dua warga sekitar yang pingsan akibat kepanikan dan khawatir bila api merembet ke rumahnya. Masing-masing; Jumiatun dan Suwarno.

Pasalnya, api menjilat-jilat hebat ke rumahnya yang jarak 5-10 meter dari kebarakan.
Kebakaran tersebut terjadi sekira pukul 13.30, saat itu cuaca sedang panas-panasnya.

Sejumlah warga yang ditemui mengaku tak satupun mengetahui asal mula api. "Tiba-tiba api telah berkobar dan asap hitam telah melambung ke arah langit. Memang, sebelumnya terdengar suara ledakan, kemudian warga berhamburan ke lokasi kejadian, " ujar saksi M Afif yang juga Ketua RT 05/RW 02 .

Begitu dilihat, lanjut Pak RT, api sudah membesar dan meninggi sehingga para warga sudah tidak berani mengatasi kebakaran. Didukung tiupan angin yang cukup kencang, membuat api semakin garang melahap gudang pengalengan tiner yang terletak di permukiman padat itu. "Kami tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali melaporkan ke dinas kebakaran dan kepolisian," katanya.

Diperoleh keterangan dari beberapa warga, sebelum kebakaran, ada seorang sales yang sedang melakukan pengemasan barang. Ia sedang mengangkat sejumlah kaleng tiner ke sebuh mobil yang berada di depan gudang. "Namun di gudang belakang tiba-tiba meledak dan terbakar," tambah Pak RT.

Kabid Opsda Dinas Kebakaran Kota Semarang Sumarsono mengatakan langsung menerjunkan dua unit mobil pemadam kebakaran. "Kurang lebih 20 menit, api berhasil kami jinakkan," katanya.

Terlihat puing-puing beserta kaleng-kaleng tiner dalam kondisi gosong berserakan. "Setahu saya, gudang ini tempat pengalengan tiner. Sudah ada sejak 5 tahun lebih. Pemiliknya atasnama Bu Rita," timpal Pak RT menambahkan.

Usaha pengalengan tiner tersebut memang tidak melibatkan karyawan banyak. Tidak ada warga setempat yang bekerja di tempat itu. "Biasanya hanya ada tiga orang; Bu Rita sendiri, suaminya dan 1 orang sales. Mereka juga jarang berkomunikasi dengan kami," kata Afif.

Namun hubungan dengan warga baik, bahkan mereka sering membantu warga dalam hal materi. "Tidak pernah ada masalah dengan warga sekitar, setahu kami ya mereka sibuk beraktivitas kerja saja," ungkap pak RT.

Ditanya apakah gudang tersebut mempunyai izin di kelurahan setempat? Afif mengatakan, selama 4 tahun menjabat sebagai Ketua RT, dia mengaku belum pernah menerima izin dari pihak gudang pengalengan tiner tersebut. "Saya belum pernah menerima izin secara resmi atau tertulis. Entah kalau kepada RT yang sebelumnya, saya tidak tahu," tandasnya.

Saksi yang lain Suwarno (50) mengatakan, gudang tersebut memang tempat pengoplosan, sekaligus pengalengan tiner. "Produknya ada cairan pencuci piring minyak cat dan tiner. Biasanya nanti dikirim dengan menggunakan mobil. Kabarnya sih dikirim ke Surabaya, tapi pastinya saya nggak tahu," ujar pria yang tinggal di depan lokasi kejadian.

Kapolsek Tembalang Kompol Purwanto mengatakan, kepolisian masih melakukan penyelidikan. "Kami masih memintai keterangan sejumlah saksi untuk mengetahui penyebab kebakaran secara pasti," katanya. (abm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


Arsip Horor Kota »

Kriminal


Arsip Kriminal »

Tradisi Budaya


Selanjutnya »

Politik Itu Kejam


Simak Selanjutnya? »

Komunitas Pembaca


*) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

Citizen Journalism


Siapa lagi yang nulis? »

Wong Kene


Arsip Wong Kene »