SEMARANG- Nasib apes menimpa seorang penjambret Mochamad Denny Raharjo (22), warga Kampung Cilosari Dalam RT 05 RW 07, Mijen, Semarang Timur.
"Prestasi" dia telah 9 kali menjambret di Kota Semarang. Namun, naas dalam aksi terakhirnya harus jatuh di "pelukan" polisi. Celakanya, dalam jambretan terakhir harus puas dengan hasil uang Rp 5 ribu. Denny saat ini berhadapan dengan pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.
Denny tertangkap usai melakukan aksi terakhirnya di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di depan rumah karaoke Happy Puppy, Semarang, Kamis (11/10), sekitar pukul 04.30. "Korban seorang wanita bernama Nur Hayati (25), warga Gayamsari Selatan," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Elan Subilan, saat gelar perkara di Mapolsek Semarang Selatan, Senin (22/10).
Dikatakan Elan, tersangka adalah penjambret yang telah berkali ulang beraksi di Kota Semarang. "Dia tidak bekerja sendiri, setiap beraksi bersama adik kandungnya Donny (20), saat ini masih buron," terang Elan didampingi Kapolsek Semarang Selatan AKP Bayu Suseno.
Kepolisian berhasil mengamankan barang bukti berupa 1 buah tas cangklong warna coklat, 1 bilah senjata tajam jenis belati serta 1 unit sepeda motor Suzuki Satria FU yang digunakan pelaku saat beraksi.
"Tersangka ini sudah menjadi target operasi. Beberapa Polsek di Semarang mencatat ciri-ciri tersangka. Dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini, warga banyak melaporkan tindak penjambretan dengan ciri yang dimilik pelaku," tambah Kapolsek Semarang Selatan AKP Bayu Suseno.
Dikatakan Bayu, pihaknya masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku lain. "Kami sudah mengantongi nama tersangka lain selain adiknya," kata Bayu.
Tersangka Denny mengaku, dalam setiap aksinya dia selalu bekerjasama dengan dengan adiknya dan satu rekannya. "Kami berboncengan kemudian jalan-jalan mencari sasaran. Saya sendiri hanya berperan sebagai joki," ujar Denny.
Sedangkan adiknya bertugas sebagai eksekutor. "Kami hanya mengikuti calon korban. Setelah korban berada di tempat sepi, kemudian langsung dieksekusi. Adik saya langsung merampas tas dengan cara menarik paksa," ungkapnya.
Namun dalam aksi terakhir gagal lantaran korban melawan dan berteriak maling. "Kami sempat masuk gang, tapi dikejar warga dan terjatuh. Begitu terjatuh, warga langsung menghajar. Sedangkan adik saya Donny berhasil kabur," ujar lulusan SMK yang mengaku telah 9 kali menjambret.
"Dalam aksi terakhir, saya ndak tau isi dompet ternyata hanya Rp 5 ribu. Saya sempat mendapatkan hasil terbesar saat beraksi di daerah pelabuhan, sebelum lebaran lalu, tas yang saya jambret berisi uang Rp 24 juta," pungkasnya. (Mughis/LSP)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar