Blogger Widgets

Penutupan Jalan Unnes-Bangkong “Kebiri” Warga

Diposting Unknown jam 20.08

Penutupan Jalan Unnes-Bangkong “Kebiri” Warga

SEMARANG- Program unggulan Unnes Semarang sebagai kampus konservasi “Green Transportation” atau kebijakan tentang transportasi ramah lingkungan dengan bersih kendaraan bermesin, ternyata menuai persolan baru. Warga Dukuh Bangkong, Kelurahan Sekaran, merasa dirugikan akibat pelaksanaan program tersebut.

 Pasalnya, Unnes menutup akses jalan menuju Dusun Bangkong. Akses jalan fasilitas umum tersebut posisinya di tengah proyek pembangunan gedung-gedung baru milik kampus Unnes. Akibatnya, aktivitas warga selama pelaksanaan program tersebut menjadi terganggu karena dipersulit oleh aturan pihak kampus. Bagaimana tidak, setiap saat pengendara yang hendak masuk ke kampung Bangkong harus ditanyai oleh satpam kampus soal KTP dan lain-lain. Padahal, jalan tersebut merupakan akses utama menuju Dusun Bangkong.

"Jalan ini merupakan fasilatas umum milik warga. Tapi mereka justru mempersulit dengan aturan-aturan baru dengan dalih melaksanakan program konservasi bebas asap mesin. Misalnya, setiap mau masuk ditanya warga mana? KTP mana? Dan lain-lain. Padahal kami adalah warga asli sini (Bangkong, lokasinya di belakang kampus Unnes-red)" ungkap Pak Yudi (50), warga Bangkong, kepada wartawan, Rabu (20/3).

Akses jalan menuju ke Dukuh Bangkong tersebut ditutup menggunakan palang besi dan dijaga satpam. "Mobil tidak bisa masuk menuju Bangkong. Beberapa waktu lalu, ada warga yang meninggal, mobil tamu takziyah tidak bisa masuk. Kalau kami akan membeli material juga kesulitan. Kami atasnama warga Bangkong jelas merasa keberatan terhadap penutupan jalan itu," tandas Pak Yudi.

Ketua RT 01 RW 07 Bangkong, Sukamto mengatakan penutupan akses jalan Unnes menuju Dusun Bangkong itu dilakukan sejak awal Januari 2013 lalu tanpa pemberitahuan. “Pernah dilakukan pertemuan antara pihak kampus dengan perwakilan warga Bangkong, untuk mediasi. Pihak Unnes diwakili Pembantu Rektor 1. Hasilnya, mereka bilang warga Bangkong bisa lewat. Mereka sempat janji akan membuatkan jalan alternatif. Tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya. Bahkan kami meragukan solusi tersebut," tandasnya.

Hingga saat ini, warga Dusun Bangkong yang terdiri dari 2 RT, kurang lebih berjumlah 150 Kepala Keluarga (KK) ini masih menahan sabar sambari mengelus dada. Tak jarang, beberapa warga mengaku pernah bersitegang dengan satpam kampus yang menjaga palang pintu tersebut. Penutupan itu dimulai dari pukul 07.00-04.00 setiap hari.

“Ada kebijakan pemberian stiker untuk warga Bangkong, yang sedianya ditempel di motor masing-masing. Tapi itu tidak memberi solusi. Persoalannya tidak segampang itu, karena para tamu yang akan ke Bangkong jelas tidak punya stiker. Apalagi yang bawa mobil tidak bisa masuk. Kami senang jika Unnes maju, tapi mbok yao Bangkong jangan dikucilkan," ujar Sukamto. 

Sejumlah mahasiswa Unnes "mbalelo" melanggar program kampus konservasi
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, pelaksanaan program Unnes Semarang sebagai kampus konservasi bersih kendaraan bermesin belum berjalan maksimal. Pasalnya, ratusan mahasiswa "mbalelo" dan melanggarnya. Mereka tetap masuk kampus Unnes dengan membawa kendaraan roda dua. Sejumlah mahasiswa masuk kampus membawa motor melalui jalur Gang Cempaka Sari Timur I, yang merupakan jalur alternatif tembus lapangan Unnes.

Humas Universitas Negeri Semarang (Unnes) Sucipto membantah atas penutupan jalur tersebut. “Tidak pernah ada penutupan. Warga Bangkong masih bisa bebas menikmati akses jalan tersebut. Hingga saat ini tidak ada komplain warga. Kami memberikan stiker khusus untuk warga Bangkong, yang tidak punya stiker berarti bukan warga Bangkong,” katanya. (G-15/LSP)


1 komentar:

  1. Pengalihan jalan bagi mahasiswa yang ingin menuju kampus FIK dan FT yang dialihkan melewati gang cempaka sari juga menimbulkan problem lain. Setiap hari kerja banyak mahasiswa yang melewati gang ini mengendarai kendaraanya dengan kecepatan tinngi, padahal sejatinya jalan yang mereka lewati adalah gang kampung. Perilaku mereka bisa menimbulkan bahaya bagi mereka sendiri serta menimbulkan rasa tidak nyaman bagi warga setempat.
    UNNES sebaiknya mencari jalan lain untuk mengistimewakan mahasiswanya dan program universitasnya, sedangkan warga masyarkat yeng hendak ke Bangkong saja mengalami kesulitan.

    BalasHapus

 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


Arsip Horor Kota »

Kriminal


Arsip Kriminal »

Tradisi Budaya


Selanjutnya »

Politik Itu Kejam


Simak Selanjutnya? »

Komunitas Pembaca


*) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

Citizen Journalism


Siapa lagi yang nulis? »

Wong Kene


Arsip Wong Kene »