Suasana di lokasi kejadian |
Dua bocah naas itu masing-masing bernama Dicky Fauzi (9), kelas 3; dan Qian Alfriano (7), siswa kelas 1. Keduanya adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Karanganyar Gunung. Dicky selamat dengan luka cukup parah setelah ditolong warga sekitar. Sedangkan Qian, hingga petang kemarin, belum ditemukan.
Informasi yang dihimpun Harsem di lokasi kejadian, insiden maut itu terjadi sekitar pukul 14.30. Saat itu sedang hujan lebat sejak sekitar pukul 13.00. Namanya anak kecil, mereka justru ramai-ramai menerobos derasnya hujan. “Awalnya ada tujuh anak, masing-masing 5 laki-laki dan 2 perempuan. Mereka bermain hujan-hujanan di dekat gorong-gorong pinggir kampung,” ujar saksi mata Bu Nana (42) yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.
Namun beberapa saat kemudian, 4 anak di antaranya memutuskan pulang. Di lokasi kejadian tertinggal 3 anak, masing-masing; Dicky, Handa dan Qian. Barangkali karena licin, Qian yang posisinya menginjak cor talud selebar kurang lebih 50 cm itu tiba-tiba terpeleset hingga jatuh ke dalam selokan sedalam 2 meter. Dicky yang bermain di tempat terpisah tak jauh dari lokasi kejadian, bermaksud menolong rekannya. Namun naas, ia justru terjatuh ke dalam selokan. “Keduanya terhanyut oleh derasnya air selokan akibat luapan banjir bandang dari daerah Semarang atas,” ujar saksi.
Setelah terhanyut, keduanya masuk gorong-gorong berdiameter 1 meter. Celakanya, air yang masuk ke dalam gorong-gorong tersebut terbuang menuju tebing setinggi kurang lebih 70 meter. Air buangan itu bermuara di sungai Tandang dekat bendungan danau resapan air Candi Golf Candisari, Semarang.
Dicky sendiri selamat, setelah terjatuh, ia berhasil memanjat tebing sendiri. Dicky yang mengalami luka parah di bagian kepala akhirnya ditolong sejumlah warga dan dibawa menuju rumah neneknya. "Dicky sudah dilarikan ke Rumah Sakit Elisabeth," kata Kapolsek Gajahmungkur Kompol Eva Guna Pandia di lokasi kejadian.
Sofianto (44) menunjukkan foto putranya Qian |
Kejadian ini membuat sanak saudara korban terpukul pedih mendalam. Ayah Qian, Sofianto, masih enggan berkomentar saat ditanya terkait insiden ini. “Saya belum tahu Mas,” ujarnya singkat sembari menunjukkan foto putra tercintanya.
Hingga berita ini dilansir, tim sar gabungan dari Basarnas, BPBD kota semarang, Sarda Jateng dibantu warga berupaya keras untuk menemukan Qian.
Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Kota Semarang Waluyo Raharjo mengatakan, pencarian dilakukan dengan menyisir dari lokasi kejadian hingga ke dalam jurang terjal. “Kami telah melakukan penyisiran di dalam gorong-gorong berdiameter satu meter. Lokasinya cukup sulit, kami menyisir secara manual di sepanjang aliran sungai hingga sepanjang 2 kilometer. Upaya pencarian terkendala beratnya medan dan derasnya aliran sungai,” pungkasnya. (Mughis/LSP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar