Blogger Widgets

Perayaan Hujan Bulan Oktober

Diposting Unknown jam 21.38

"Perayaan Hujan Bulan Oktober"
(Catatan tentang Tema Event Kethek Ogleng #20)
Oleh. Day Milovich
---
Hujan bukan soal sederhana. Ada siklus air dari langit, ke tanah dan laut, lalu dikembalikan lagi pada langit. Volume air di bumi, menurut para ilmuwan, bisa dihitung, dengan hasil tetap. Siklus, demikian air menjaga dirinya dan alam ini seimbang.
Apa yang sebenarnya terjadi saat hujan tidak terjadi sesuai perhitungan musim? Biasanya, hujan bulan Juni sudah terbilang sangat bersabar, seperti kutipan puisi Sapardi Joko Damono :
"tiada yang lebih sabar selain hujan bulan juni".
Betapa langit bersabar. Biasanya April sudah turun hujan, tertunda sampai Juni. Ini kali, hujan baru di Oktober, itupun tak merata.
Hujan pula yang memberi pola-musim sejak zaman purba. Siklus hujan menentukan kapan cocok tanam dimulai, musik apa yang dimainkan di bawah bulan, kapan sepasang kekasih dipadukan dalam pernikahan. Hujan menentukan kemakmuran, memurnikan yang kotor, membasuh diri sang hujan dengan dirinya sendiri.
Sekarang air sudah menjadi label di mana-mana, air berarti daya beli, air berarti perut gunung dan struktur tanah yang digoyahkan.
Hujan yang berubah siklus,, mengubah pula janji-temu kita. Ritual-ritual sosial yang biasanya lancar mulai berubah jadwal. Manusia dulu menjaga air tanah, menari di bawah hujan, dan bisa memastikan kapan mereka berkumpul di bawah purnama.
Seni dan ritual, ritual dan hubungan sosial, dulu belum dipisahkan garis merah bernama keentahan. Dulu kita beda darah, namun satu tanah, kita berlainan kesempatan namun bertetangga di bawah bintang-bintang. Sekarang siklus keseimbangan itu sudah berubah, seiring siklus hujan yang berubah.
Oktober datang, hujan datang.
Selayaknya kita merayakan hujan bulan Oktober. Bergembira sebab hujan datang juga,, atau iringilah tangisan langit sebab dia harus menunda kerinduan yang sangat lama pada bumi.
Mengembalikan siklus normal hujan dengan satu cara, bukan lewat doa atau lobby birokrasi pula.
Siklus hujan terjaga hanya karena kepatuhan pada ritual: bahwa bumi ini hidup, tanah dan air ini hidup, mereka akan marah dengan diamnya, mereka akan memberikan buah indah dan matahari indah, hanya jika kita menjaganya.
Mari memulai ritual itu kembali, bertetangga di bawah bulan, menjaga kembali tanah dan air ini.
Perayaan Hujan Bulan Oktober.
Bersedih atau gembirakah kamu pada hujan bulan ini?
Welcome and enjoy!
---
Day Milovich,,
Artworker, webmaster, temanmu.
---
*) Kami menunggu kedatangan kawan-kawan di ritual bulanan Kethek Ogleng #20, 27 Oktober 2012 mulai jam 19:30 di Stasiun Lama kota Rembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


Arsip Horor Kota »

Kriminal


Arsip Kriminal »

Tradisi Budaya


Selanjutnya »

Politik Itu Kejam


Simak Selanjutnya? »

Komunitas Pembaca


*) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

Citizen Journalism


Siapa lagi yang nulis? »

Wong Kene


Arsip Wong Kene »