Blogger Widgets

Berharap Untung 15 Juta, Rokanah Buntung 6 Juta

Diposting Unknown jam 19.48

GENUK- Rokanah (46) mendapat pengalaman berharga agar jangan sampai terulang kepada anak cucu. Awalnya, wanita yang tinggal di Jalan Sembungharjo RT 04/RW 03, Kelurahan Sembungharjo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, ini mengira bakal ketiban rizki nomplok berupa uang Rp 15 juta. Tapi pada kenyataannya, justru ia buntung Rp 6 juta.

Ilustrasi
Penipuan itu bermula beberapa hari lalu, saat ia menerima telepon dari nomor 085776600804. Pelakunya pria yang mengaku bernama Heru Abid. "Dia mengabarkan bahwa saya menjadi pemenang undian Indosat senilai Rp 15 juta," katanya saat melapor di Mapolrestabes, Jum'at (28/9).

Tentu saja kabar itu membuat ia kegirangan tiada terkira. Namun untuk mendapatkan hadiah tersebut, pelaku meminta syarat pengurusan dan korban diwajibkan membayar Rp 6 juta untuk biaya administrasi.

Karena dikira masih untung, akhirnya pada Kamis (27/9) sekitar pukul 16.30, Rokanah bergegas menuju ke ATM Bank Bangetayu Genuk Semarang. "Saya mengirimkan uang melalui rekening BRI 0268121963 atas nama Heru Abid," katanya.

Namun hingga kemarin, uang yang dimaksud tak kunjung tiba di tangan korban. Rokanah pun masih harap-harap cemas dan berangan-angan uang itu tak lari dari genggamannya. "Namun saat saya berusaha menghubungi nomor pelaku, ternyata sudah tidak aktif," katanya. (Mughis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


  • Bertemu Hantu Angon Bebek
    Zaman internet seperti saat ini lucu kiranya jika masih membicara hantu. Namun diakui atau tidak,...
    Arsip Horor Kota »

    Kriminal


    Arsip Kriminal »

    Tradisi Budaya


    Selanjutnya »

    Politik Itu Kejam


    Simak Selanjutnya? »

    Komunitas Pembaca


    *) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

    Citizen Journalism


    Siapa lagi yang nulis? »

    Wong Kene


    Arsip Wong Kene »