Sebuah pagi, sewaktu masih duduk di bangku SMA, tepatnya tahun 1995. “Saya membaca koran harian di Blora. Di situ saya membaca sebuah berita yang memuat tulisan ‘Letnan 1 Polisi Kasat Serse Blora’. Entah mengapa saat itu saya langsung jatuh cinta kepada profesi polisi. Itulah awal kali pertama tiba-tiba terinspirasi jadi polisi,” kata Wakasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Agus Darojat, ditemui di ruang kerjanya, kemarin.
Memang, pria kelahiran Randublatung, 15 Agustus 1977 ini termasuk orang yang kutu buku. Bukan hanya koran harian, bahkan sejak kecil hingga sekarang, ia tetap membudayakan membaca buku. Pasalnya, di ruang kerjanya terlihat deretan buku-buku bermacam-macam bacaan. Mulai dari bacaan ringan hingga berat. “Saya orangnya suka diskusi, analisis dan mendengarkan pendapat,” kata ayah dari Harul Aini Naila Darojat (7) dan Naila Rayani Darojat (4) ini.
Barangkali karena kematangan usia dan pemikirannya sehingga saat ini buku-buku bacaannya lebih cenderung ke jenis buku relegius seperti buku-buku Ilmu Hadis dan Hukum. “Ilmu agama itu penting. Jika ada oknum polisi yang melakukan pelanggaran disiplin dan melakukan tindak pidana, jelas, menurut saya, itu disebabkan karena pengetahuan dan pemahaman keagamaannya kurang. Apapun agamanya, dasar iman memberi pengaruh terhadap moral dan perilaku,” uangkap pria yang pernah 4 kali menjabat sebagai Kapolsek ini.
Sehingga suami Hani Aprilia ini yakin dan sepenuhhati percaya bahwa setiap pekerjaan harus dilandasai ibadah. “Jika bekerja niatnya hanya mencari uang, yang didapat ya hanya uang. Padahal kebutuhan hidup tidak hanya itu, ada kehidupan dunia dan akhirat dan dua-duanya harus didapat. Maka kerja itu akan lebih indah jika diniati ibadah,” pungkas polisi yang punya hobby bulutangkis ini. (Abdul Mughis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar