Insiden maut itu menewaskan tiga pelajar kelas XI SMA Negeri 9 Semarang yang berada di dalam mobil tersebut. Ketiganya masing-masing: pengemudi Rio Rizki Indo Bagus Pamungkas (17), warga Jalan Cakra Nomor 8 Srondol; Bayu Kurnia (16), warga Jalan Gaharu Barat Dalam IV No 247, dan Dimas Artico Akbar (16), warga Perumahan Bukit Kencana Semarang.
Informasi yang dihimpun di kepolisian, pagi itu, mobil dinas yang sehari-harinya digunakan oleh Staf Ahli Wali Kota Semarang Harini digunakan oleh rombongan pelajar berjumlah 7 orang.
Sedang empat yang lain selamat, masing-masing; Tasya Audita Natasha Fira (16), warga Villa Mulawarman Kapling 33 RT 07/RW 02 Kelurahan Jabungan, Banyumanik; Mohammad Ilham Fajar Mukti (16), warga Jalan Rawa Sakti II/9 Jeulingke Aceh; Imelda Oktaviani (16), warga Villa Mulawarwan Kapling 12 RT 7/RW 02 dan Dani Rahardian Mulyadi (16), warga Padang.
Kecelakaan tunggal tersebut terjadi di ruas jalan tol Muktiharjo KM 10.8, sekitar pukul 06.00. Saat itu, mobil dinas pejabat pemkot yang dikendarai anak-anak di bawah umur itu melaju dari arah barat ke timur. Mobil tersebut bermaksud mendahului sebuah truk dari sebelah kanan.
Diduga pengemudinya kurang waspada, ia melaju dengan kecepatan kencang. Padahal kondisi di jalan tol Muktiharjo KM 10.6, menikung cukup tajam. Sopir tak menguasai medan dan tak bisa mengendalikan kemudi hingga menyebabkan mobil Kijang Innova itu oleng ke kiri hingga menabrak pembatas. Rombongan tersebut melesat hingga mobil terguling masuk ke parit sedalam dua meter.
Salah seorang rekan dari tujuh pelajar Oka Trisnanda ditemui di kamar jenazah RSUP Dr Kariadi Semarang mengatakan, beberapa jam sebelum kecelakaan, ia bersama sejumlah rekan-rekannya usai mengadakan acara, yakni membagikan makanan sahur ke warga. Di antaranya di Jalan Mataram, kawasan Tawang, dan Jalan Pahlawan. "Setelah membagikan makan sahur kepada warga, kami bersama rombongan sempat istirahat di rumah saya di Jalan Setiabudi," ujar putra Staf Ahli Wali Kota Semarang Harini.
Menurut Oka, beberapa saat setelah istirahat, sekitar pukul 05.30, rombongan yang mengaku bukan program sekolah itu berangkat meneruskan perjalanan ke Pantai Marina Semarang untuk jalan-jalan. "Acara itu dilaksanakan oleh komunitas kami. Namanya programnya bernama sahur on the road," ujar siswa kelas XI IPA 5 SMA 9 Semarang.
Mereka berangkat menggunakan tiga mobil termasuk mobil dinas tersebut. Dua yang lain yakni mobil Toyota Yaris dan Toyota Vios. Mobil dinas dikemudikan Rio.
"Sebenarnya, saya biasanya ikut mobil ibu. Tapi nggak tau kenapa, saat berangkat saya memilih ikut mobil Vios. Saat masuk tol, dia melaju lebih dulu. Saya berada di belakang cukup jauh. Sesaat kemudian, melihat mobil sudah dalam kondisi terbalik di tepi jalan," ujarnya sembari terisak di ruang pemulasaraan jenazah di RSUP Dr Kariadi ditemani sejumlah rekan-rekannya.
Sementara rekan-rekannya yang selamat dalam insiden itu hanya mengalami luka ringan.
Kapolrestabes Semarang Kombes Elan Subilan mengatakan, kecelakaan itu disebabkan pengemudinya mengendarai dengan kecepatan kencang. Mobil itu dari arah Jatingaleh mau menuju ke Gayamsari. Melaju dengan kecepatan sekitar 120 km/jam. "Mereka bermaksud mendahului truk. Namun mobil selip, pengemudi tidak bisa mengendalikan mobil," katanya.
Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Dwi Tunggal Jaladri saat dikonfirmasi mengenai kecelakaan tersebut mengatakan, mobil yang kondisinya rusak parah ringsek di bodi depan telah diamankan di Satlantas Polrestabes Semarang. "Kami masih melakukan penyelidikan. Di antaranya memintai keterangan sejumlah saksi," katanya. (Abdul Mughis)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar